Kamis, 22 April 2010

UPAYA SEKSI PRL DALAM PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN MELALUI PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN KERJA DI KAPAL


Penyakit akibat kerja yang berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pajanan lingkungan kerja. Penyakit dapat berupa ketulian, dehidrasi, heat stress, unstabil physikal, dll.

Lingkungan kerja di kapal berpotensi menimbulkan penyakit pada Anak Buah Kapal (ABK). Faktor risiko yang mengarah pada kondisi bahaya tersebut dapat terjadi pada semua ruangan kapal, namun dengan tingkat risiko yang berbeda. Risiko tinggi biasanya terjadi pada area engine room, stores, galley, dan cargo.

Di dalam Permenkes RI Nomor: 356/ MENKES/PER/IV/2008 dan SK Menkes Nomor : 431/ MENKES/IV/2007, bahwa KKP dalam hal ini Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) mempunyai tanggungjawab besar untuk melaksanakan fungsi pengendalian risiko lingkungan di wilayah pelabuhan dan sekitarnya.

Dalam upayanya Seksi PRL pada tanggal 22 April 2010 telah melakukan kegiatan rutin pengendalian lingkungan kerja melalui pengukuran kebisingan, pencahayaan, suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin di Kapal ”KM. Jasa Setia” yang labuh di Pelabuhan Pontianak. Data hasil kegiatan didapatkan: kebisingan pada area engine room 92 db (standar ≤85 db), quaters (officers) 67 db; pencahayaan 95 lux (standar 100-200); suhu 31˚C; kelembaban 70 % ; kecepatan angin 7 km/jam.

Kebisingan pada area engine room melebihi NAB (92 db), namun dengan pembagian shift kerja dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti : earplug, earmuff atau sejenisnya pada saat pelaksanaan aktivitas dapat mengurangi paparan terhadap ABK. Begitu juga pencahayaannya (95 lux), perlu ditambahkan penerangan yang sesuai. Untuk pengukuran di ruang lainya seperti area quaters (officers) dan ruang lainnya telah memenuhi standar yang ditentukan .

Kesimpulan pemeriksaan lingkungan kerja di Kapal ”KM. Jasa Setia” dapat dikategorikan dalam tingkat risiko rendah (low risk). Rekomendasi yang diberikan petugas PRL, dengan memberikan saran kepada nakhoda dan ABK agar selalu memperhatikan dan meningkatkan kualitas lingkungan kerja terutama pada area potensial risiko tinggi (high risk), sehingga kondisi maksimal keselamatan dan kesehatan kerja di kapal dapat tercapai.

Jumat, 09 April 2010

PARTISIPASI SEKSI PRL DALAM KEGIATAN WORKSHOP MAHASISWA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO (UNDIP) SEMARANG DI KKP KELAS II PONTIANAK





Suatu kebanggaan tersendiri bagi KKP Kelas II Pontianak utamanya seksi PRL, dimana Program Pascasarjana Undip, Prodi Promosi Kesehatan, konsentrasi K3, Semarang telah mengirimkan dan mempercayakan mahasiswanya, untuk melakukan penelitian di KKP Kelas II Pontianak.

Rangkaian penelitian diawali dengan kegiatan workshop pada tanggal 5 April 2010, kegiatan bertujuan untuk merevitalisasi program kesehatan kerja sebagai salah satu fungsi KKP. Workshop diperlukan partisipasi dari seksi PRL dan UKLW, dan kolaborasi dengan fihak lain dalam hal ini Dir Binkesja, Dirjen Binkesmas, Kementrian Kesehatan RI.

Pelaksanaan program kesehatan kerja di KKP bertujuan untuk melindungi tenaga kerja yang ada dalam organisasi KKP maupun tenaga kerja pada instansi terkait/ stakeholder yang bekerja secara bersama-sama di Pelabuhan/ Bandara/ Lintas Batas Negara.

Program kesehatan kerja KKP Kelas II Pontianak di koordinir oleh seksi UKLW. Seksi PRL mempunyai peranan yang sangat besar dalam pemeriksaan dan pengawasan lingkungan kerja, sebagai upaya mendukung pengembangan program tersebut, kegiatannya berupa pengukuran suhu, kebisingan, pencahayaan, pengawasan pencemaran udara, pestisida, limbah B3 dll. Dalam pelaksanaan program diperlukan penerapan prinsip koordinasi, integrasi, dan harmonisasi/ sinkronisasi antar seksi terkait dan instansi terkait.

Pentingnya revitalisasi program kesehatan kerja KKP Kelas II Pontianak, bertujuan untuk mendukung tugas pokok sebagai upaya memperkuat peranannya dalam implementasi IHR 2005 dan merangsang responsivitas terhadap Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Kegiatan workshop menggunakan metode diskusi kelompok dimana partisipasi seksi PRL diwujudkan dengan memberikan beberapa masukan bagi peneliti berupa kejelasan status level kematangan organisasi KKP dalam program kesehatan kerja, dan solusi akhir. Bagi KKP Kelas II Pontianak partisipasi seksi PRL dalam diskusi tersebut merupakan rangsangan dinamis pengembangan diri petugas dalam program kesja dan organisasi.

Kamis, 08 April 2010

Pemeriksaan Sanitasi Kapal Dalam Rangka Penerbitan SSCEC









Sesuai peraturan Kesehatan Dunia (IHR) revisi tahun 2005 dan Kepmenkes RI Nomor: 426/Menkes/SK/IV/2007, tentang Pedoman Teknis Pengendalian Risiko Kesehatan Lingkungan di Pelabuhan/ Bandara/ Pos Lintas Batas dalam rangka karantina Kesehatan. Mengacu peraturan tersebut di atas, maka pada tanggal 7 April 2010 seksi Pengendalian Risiko Lingkungan KKP Pontianak melakukan kegiatan pemeriksaan sanitasi kapal SERVEWELL STEWARD” yang berbendera Indonesia. Tujuan kegiatan pemeriksaan adalah dalam rangka cegah tangkal penyakit karantina (PHEIC). Dari pemeriksaan berbagai item sanitasi kapal didapatkan tingkat faktor risiko rendah atau tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan vektor dan binatang penular penyakit lain yang memungkinkan dapat meimbulkan gangguan kesehatan, oleh sebab itu seksi PRL merekomendasikan penerbitan Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC).



Selasa, 06 April 2010

Seksi PRL Melakukan Kegiatan Pengendalian Rodent di Pelabuhan Pontianak













Untuk memenuhi ketentuan dalam International Health Regulation Kantor Kesehatan Pelabuhan Pontianak, melalui seksi Pengendalian Risiko Lingkungan terus berusaha agar daerah pelabuhan terbebas dari infestasi tikus, dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menjaga area pelabuhan dan lingkungan sekitarnya terbebas dari berbagai gangguan yang diakibatkan oleh tikus, terutama permasalahan di bidang kesehatan yang dapat menjadi perhatian dunia PHEIC seperti penyakit pes (penyakit karantina) dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh bacterial, virus, spirochaeta dan cacing yang dibawa rodent.
Dalam pelaksanaan pengendalian tikus, Kantor Kesehatan Pelabuhan Pontianak melibatkan peran serta masyarakat yang bertempat tinggal di lingkungan sekitar pelabuhan (Buffer Area). Kegiatan Pengendalian tikus dilakukan pada dua wilayah yaitu wilayah perimeter dan wilayah buffer.
Fokus kegiatan tersebut adalah untuk mengidentifikasi jenis tikus dan menghitung Index Pinjal serta mengidentifikasi jenis pinjal (bila ditemukan pinjal). Dari kegiatan pengendalian tikus yang dilakukan pada tanggal 1-5 April 2010 selama 5 hari di pasang perangkap sebanyak 1500 perangkap, yang terdiri dari wilayah perimeter sebanyak 500 perangkap dan wilayah buffer sebanyak 1000 perangkap. Adapun hasil yang didapat adalah sebanyak 179 ekor. Berdasarkan hasil identifikasi diketahui jenis-jenis tikus yang tertangkap antara lain Ratus Diardi 28 ekor (15,6%), Ratus Norvegicus 15 ekor (8,4%), Mus Mus Culus 3 ekor (1,7%) dan Sincus Murinus 133 ekor (74,3%) dengan index pinjal 0. Bila Index Pinjal lebih dari 1 perlu dilakukan pemberantasan karena kemungkinan adanya infestasi penyakit pes di wilayah pelabuhan.